A Man Behind All The Craziness.

/ Rabu, 15 Februari 2012 /
Namanya Fi. Cukup Fi saja tanpa tambahan apa-apa. Dia bukan manusia, jelas. Manusia tidak bisa menjadi terlalu sempurna untuk menjadi teman baik--jika saja ada kata yang jauh melampaui kata baik, aku akan memilih itu. Sementara dia sempurna.

Aku menemukannya, mungkin tahunan lalu. Kapan ya. Mungkin sewaktu seragamku masih putih biru. Dia lucu. Suka bercanda. Dan menjadi sumber segala yang gila-gila. Cuma aku dan dia yang mengerti, tentu saja. Kebanyakan sih tentang dia, atau sering juga aku. Ah tidak, kami berdua sama-sama paling suka menertawai Takdir, atau kadang permainan Tuhan sendiri. Jangan berusaha mengerti sisi lucunya; kami berdua jayus.

Lalu aku anggap dia apa, jika kataku tadi bukan manusia?

Bukan, bukan hantu. 


Sebut saja masa lalu.

[Yang mengendap]

Lalu mengambil wujud sebuah, sebentuk Homunculus*).


Ikut hadir dalam wujud rohani, tapi tidak dengan jasmani. Atau kadang melalui mimpi. Hanya saja, masih sama, dalam wujud kenangan, impian, bayangan.


Tapi melampaui semuanya, aku berterima kasih. Tidak peduli ini akan membuatku tampak lebih gila. Karena pada siapa lagi ceritaku dibagi jika bukan dengan sesuatu yang hanya akan diam saja lalu berkomentar pedas pada akhirnya. 

Dan terima kasih untuk membuat hidup tampak lebih lucu. Untuk menyadarkan aku pada kalimat;

Go ahead and you'll see; the world ain't that ugly, it's just the way too funny.

Untuk tertawa bersama, bahkan meski harus melampaui batas dunia nyata.


*) Homunculus: berarti 'manusia kecil' merupakan bagian otak yang merekam seluruh pengalaman individu yang bersangkutan tanpa terkecuali.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Jump and fly., All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger