Suguhkan saja padaku semua keabstrakan jarak yang menahan kita. Memberi jeda yang tak mau tahu, tak mau membiarkan kita tahu. Hidup berputar seperti yang seharusnya. Dari ratusan yang aku kenal, jutaan yang tidak, kamu ada. Tertahan spasi yang menjelma serupa kabut padat.
Kita pernah ada pada jarak yang tak lebih dari sepersekian senti. Pernah sama-sama meleburkan diri dalam titik lemah yang sama. Tanpa kata.
Dan berhentilah percaya semesta hanya berdiam saja. Ia bekerja. Tidak dengan cara yang sama seperti halnya manusia. Ia bekerja. Percaya padaku. Aku bahkan tak pernah membohongimu melalui udara bisu.
Aku masih bisa merekam dengan baik semuanya. Ada yang perlu dilebur menjadi kata, tapi tidak dengan kita. Getar pita suaramu tidak pernah sempat menggetarkan gendang telingaku. Kamu menelannya bulat-bulat. Beludak kalimat itu. Dan percayalah, demikian juga aku.
Kita seperti pesakitan di tengah sesuatu yang semestinya manis. Dan aku tak perlu menyesal telah menelan kalimatku seperti halnya kamu pun begitu. Sesaat pandangan kita menyatu, tak perlu lagi ada huruf, angka, isyarat. atau apa saja yang menjelma menjadi kata.
Kita berdua sama-sama tahu.
2011.
0 komentar:
Posting Komentar