Hidup Bermimpi!
Kalo aku punya uang 1 Milyar, Sis, aku mau beli handphone baru. Aku nggak merasa harus berpura-pura suci dengan ide menyumbangkan semuanya. Aku bahkan belum sehebat itu.
Sesudah itu, baru aku mau memberi hadiah pada anak-anak kecil pemulung yang suka berkeliaran di dekat rumahku tiap sore.
Lalu aku mengajak keluargaku pergi keluar makan-makan.
Lalu aku depositokan.
Setelah itu, aku akan berleha-lleha di rumah. Nggak perlu bekerja terlalu keras.
Haha. Gara-gara pertanyaanmu, Sis, aku merasa aku masih belum terlalu dewasa. Aku masih kelabakan hanya dengan perkara duit 1 milyar. Aku jadi mau menguji, apa kamu udah cukup dewasa? Apa perkara duit 1 milyar bisa kamu pecahkan dengan bijaksana?
Kita sudah terlalu biasa mengobrolkan apa saja, Sis. Sampai-sampai aku suka lupa dimana titik awal percakapan kita. Ujung-ujungnya selalu kita tertawa keras-keras, nggak jelas.
Tapi mendadak aku jadi benar-benar ingin tahu, pernikahan impianmu seperti apa?
Hehe, aku biarkan saja surat kita melompat kemana-mana. Toh satu topik saja membosankan. Dan aku mau mengangkat banyak hal untuk dibicarakan.
Sis, aku nggak pernah tahu seperti apa itu bekerja di LSM. Mungkin besok sekali-sekali aku bisa mampir ke kantormu, minta diceritakan banyak hal, panjang lebar. Dan kamu tahu kamu tidak perlu meminta, aku akan selalu berdoa untuk kita semua.
Dan tunggu saja aku di rumah super besarmu. Aku pasti datang!
0 komentar:
Posting Komentar